Senin, 28 Desember 2009

H.I.D.U.P..... . . . . . .-

Hidup....
Kenapa kita hidup? Kita tidak bisa memilih untuk tidak hidup, tapi mengapa kita harus terlanjur dilahirkan? Kenapa sebelum kita hidup, sudah ada orang yang lain yang hidup? Dan setelah orang-orang mati kita masih hidup? Kemudian saat kita mati, orang-orang lain tetap hidup? Bagaimana kita yakin mereka mati? Mereka hidup? Kenapa kita tidak mau berpikir kalo mereka itu hanya tipuan alam, yang sengaja membuat mereka seolah-olah hidup, padahal mungkin saja mereka tidak ada? Dalam pandangan yang seperti itu, saya bisa menerjemahkan bahwa hanya sayalah yang hidup di dunia ini, dan kalian bonekanya. Tapi apa kalian bisa menerimanya? Tapi walaupun kalian menyangkal, dalam pandangan seperti itu, tetap saja aku berpendapat itu hanya tipuan alam. Tapi...

Hidup. Bisakah kita hidup dengan pandangan bahwa kita ini hanya seorang diri di dunia ini? Semua ini palsu? Untuk apa kita harus ditipu oleh semua ini? Kalau saya diijinkan melepaskan perasaan saya, saya memilih tidak melihat hidup seperti itu, walaupun seandainya itu memang benar. Apa gunanya saya hidup dengan cara memandang yang seperti itu? Bagaimana saya bisa bertahan dengan pandangan yang kelam dan sunyi itu? Sedangkan bagian otakku yang lain berkata pandangan itulah yang paling benar. Hidup itu kesendirian. Sunyi dan gelap. Setelah melalui jalan panjang, pergelutan diri, penghancuran dan perombakan diri, saya memilih satu keputusan yang semoga bisa tetap kupertahankan dalam hidupku ini.
Aku ingin tetap percaya pada kalian, aku tidak sendiri, walau jalanku sudah gelap, kalau dicari pasti cahaya itu bisa kutemukan, bisakah aku percaya pada kalian semua walaupun aku tahu kalian pasti akan menyakitiku?
Ya.

Otakku langsung menyambarku dengan ejekannya, "Kau sudah jadi bodoh."

Saat itu hanya satu kalimat yang masih kuingat dan berulang kali kukatakan pada diriku: "Aku memang bodoh. Biar saja, selama menjadi bodoh itu membuatku nyaman, kenapa aku tidak boleh memegang kebodohan itu?"

Sekecil apapun aku, aku masih punya tempat di dunia ini. Karena di dunia ini, tidak ada yang tidak penting, bahkan sampah sekalipun. Semuanya punya tempat dan bagian masing-masing dalam kehidupan. Lihat orang yang jahat padamu, sebenarnya mereka lebih sengsara, hati mereka gelisah, hati nurani mereka ditolak oleh akal logika dan perasaannya. Menjadi buruk memang tidak pernah menyenangkan, tapi apa yang mengakibatkan seseorang menjadi buruk?

Ada saatnya untuk bersenang-senang, ada saatnya untuk berperang, ada saatnya untuk merenung, dan ada saatnya untuk santai. Semuanya adil, hidup ini memang adil, semua rasa sakit, bahagia, dan marah kita sama jumlahnya.... Yang terhebat bukan yang tertinggi, tetapi yang seimbang. Dan anehnya semuanya seimbang, akibatnya semua hal di dunia ini adalah hebat!

Lalu tentang cinta... Manusia selalu membutuhkan cinta, manusia mati tanpa cinta... Cinta itu adalah sesuatu yang harusnya kita sadari keberadaanya, bukan hanya sekedar diimpi-impikan atau diidam-idamkan. Nggak ada manusia yang tanpa cinta, tapi biasanya manusia salah menggunakan cinta itu. Sehingga terciptalah kata matre, playboy/playgirl,pembunuhan, dan lain-lain. Tapi mau bagaimana lagi, itu memang bagian dari hidup. Sisi optimisnya, kalau semua manusia mau mengerti makna hidup, hidup sudah pasti jadi nyaman sekali... Tapi sisi pesimisnya, kita semua tahu itu nggak mungkin terjadi. Kejahatan tidak akan pernah hilang, karena tanpa kejahatan tidak ada yang benar-benar pernah mempelajari hidup dan mengerti tentang cinta....

Jadi carilah arti hidup yang sedalam-dalamnya sampai mati, karena tidak ada yang bisa membantu anda kecuali anda sendiri yang menemukan bantuan itu... Semoga anda tidak mendapat arti hidup yang kosong karena itu tidak berguna banyak... :)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

apa pendapatmu...?